Beranda » Tak terkategori » BBM, Otomotif, Dan Daya Beli Masyarakat, Adalah Sumber Kehancuran Perekonomian Rakyat

BBM, Otomotif, Dan Daya Beli Masyarakat, Adalah Sumber Kehancuran Perekonomian Rakyat


Andai saja Pemerintah Indonesia mau membuka mata lebar-lebar dengan melihat dan meneliti perkembangan ekonomi rakyat Indonesia pada tingkat bawah (Mikro), sungguh dahsyat ancaman kehancuran sosial ,ekonomi dan masyarakat menengah kebawah serta Negara ini sendiri ,yang telah timbul dari kebijakan systim ekonomi Pemerintah saat ini yang koruptif ,kolutif ,jomplang berat keatas dan tidak berkeadilan yang hanya memanjakan pasar modal (saham) dengan mengkesampingkan pasar tradisionil rakyat ,mengejar pajak tak berarti (kwantitas) ,mencuri uang rakyat dari inflasi .Sungguh ,tak ada fisi yang jelas dan tak ada misi yang pasti pada niat suci Pemerintah untuk membangun Bangsa dan Negara ini menuju adil dan makmur secara menyeluruh .

Pemerintahan saat ini sepertinya sedang membangun “Negara dalam Negara” dengan beranggotakan kelompoknya saja yang beraliansi pada pengusaha Nasional dan Asing (Swasta) yang di suport dan di Nina bobokan oleh negara-negara kapitalis asing dengan menguasai seluruh perusahaan strategis Indonesia dan sumber daya alam Nasional dengan mengatur komposisi saham sesukanya saja . Pemerintahan ini ,kini sedang terlena dengan skenario Sindikat ini yang benar-benar nyata yang hanya menguntungkan mereka ,dan sangat kentara sekali menrugikan bangsa dan Negara ,dan lagi Pemerintah seperti antara sadar dan tak sadar akan akibat yang ditimbulkan dari mengorbankan bangsa dan negara ini, yang dikemudian hari sudah pasti akan jadi bumerang .

Mulai saat ini ,Kami selaku anak bangsa ,kini sedang mengetuk hati para pemimpin negeri tercinta ini ,untuk benar-benar melihat fakta dan realita kehidupan sosial dan perekonomian yang nyata, terutama tingkat ekonomi masyarakat menengah kebawah yang sudah benar benar tersingkir dan tesisihkan .

Kami bertanya ? Adakah Pemerintah tahu ? Sebab walau hal ini hanyalah sebuah asumsi ,diperkirakan mungkin sekitar 60 % jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah tidak memiliki daya beli yang 40 % nya adalah miskin ,kenapa ? mungkin hal inilah permasalahan utamanya : Mata rantai perputaran ekonomi Indonesia ,kini telah terputus dengan apa yang bernama “Perusahaan Otomotif” yang memproduksi mobil pribadi dan sepeda motor yang telah membanjiri seluruh pelosok negeri ,pemerintah seperti sengaja berpromosi ,membantu ,memasarkan dan bangga dengan melonggarkan sistim kredit konsumtif tanpa batas ,padahal mereka tahu ,kalau kebijakan seperti ini sungguh tidak efisien dan tidak efektif ,yang menghambur hamburkan BBM negara dan menguras keuangan rakyat yang sangat kontras dengan nilai-nilai hemat dan prinsip ekonomi , kami memang curiga ,”Ada apa dibalik ini ? Berapa persen(%)kah keuntungan  Pemerintahan pada Sindikat dan Perusahaan otomotif ini ?” sebab ,efek yang ditimbulkan dari kebijakan ini sangatlah begitu fatal, yakni menghancurkan daya beli masyarakat, karena talah mengorbankan usaha tranportasi umum rakyat, yang menguras pendapatan rakyat dengan ongkos tranportasi yang mahal, dan memaksa pengeluaran rakyat untuk membeli BBM dan membayar kredit otomotif dengan bunga uang berlipat ,yang hanya mendapatkan produk-produk akan berkarat, dan setelah lunas hanya bernilai seperempat, inilah pembodohan rakyat, yang hanya menguntungkan sindikat (konglomerat) dan Otomotif yang semuanya Merek asing sejagad.

Adapun dampak paling besar yang ditimbulkan dari kebijakan ini adalah ,telah terjadi semacam perampokan hak usaha dan berusaha (sopir dan pengusaha kecil) dari perusahaan transportasi rakyat (masal) selama ini “Angkot ,Metromini ,Bis ,Taksi ,Dll” yang dulu dimasa Orde baru begitu murah meriah dan merakyat ,tapi sekarang hampir habis dan tersingkir yang dilindas oleh sepeda motor dan mobil pribadi kredit yang difasilitasi pemerintah .Inilah sebuah keniscayaan pemerintah yang naif dan mungkin picik ,padahal hal ini sangatlah jelas merugikan bangsa dan negara ,dan Pemerintah seakan telah mendidik rakyat untuk berlaku boros dan membakar BBM yang membuat polusi dan kemacetan .

Mungkin inilah bukti nyata, kalau mata rantai perputaran ekonomi kita memang benar-benar terputus ,sebab ,jika saja 2 juta sopir angkutan transportasi umum dan ditambah 1 juta pengusaha nya = 3 juta orang yang pendapatan perkapita mereka sudah tak layak ,telah berefek ke jumlah yang sama pada pengusaha warung makan tradisionil, dan berefek lagi ke pasar tradisionil (sembako), dan berefek lagi kepada tidak terserapnya produksi petani dan nelayan yang membuat mereka semakin pasrah, dan berefek lagi dengan tidak bekerjanya buruh tani tradisionil ,dan akan berefek lagi kepada pedagang kecil, dan terus ke pedagang besar, dan berefefek lagi pada tidak terserapnya hasil hasil produksi rumah tangga ,tekstil ,dll dalam negeri yg mempekerjakan buruh,dan bersiaplah untuk sebuah ancaman di PHK ,dan semakin sempurnalah ketidak mampuan daya beli masyarakat negeri ini dengan bertambahnya pengangguran ,dan bersiaplah Negara ini untuk bangkrut, dan silahkan kembali menambah utang ,dan semakin tidak berdaulatlah Negara Indonesia tercinta ini…? Wallahualam…?

Penulis :Alfendi sadjah


Tinggalkan komentar